Kamis, 14 Juni 2012

Bentuk & Ciri-ciri Enkripsi

Tugas : Jaringan Komputer

Judul  : Bentuk & Ciri-ciri Enkripsi

1. CAESAR CIPHER
  Merupakan metode enkripsi yang dilakukan pada zaman Julius Caesar. Hanya dipergunakan pada Alfabet baik huruf kapital maupun huruf kecil. Sehingga ketika proses yang dilakukan pada angka maka hal tersebut tidak dapat dilakukan. Cara enkripsi dari metode ini yaitu dengan memutar sejauh tiga langkah. Bentuk dari enkripsi ini adalah sbb :

a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C

Contoh Caesar Cipher:
Misalnya menggunakan caesar cipher dengan pergeseran 3 huruf :
Plaintext : KOPLER akan dienkripsi menjadi Ciphertext : NRSOHU

3. Transposition Cipher

  Transposition ciphers mengatur ulang huruf-huruf dari plaintext tanpa menggantinya. Sebagai contoh, transposition cipher yang sangat sederhana adalah the rail fence, di mana plaintext ditulis per huruf dalam dua baris dan kemudian dibaca per baris untuk dijadikan ciphertext.

  The rail fence adalah contoh sederhana dari jenis transposition ciphers yang disebut juga dengan route ciphers. Umumnya, di route ciphers elemen-elemen plaintext (biasanya per huruf) ditulis ke dalam bentuk matriks yang disetujui oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver).

Contoh berikut ini menggunakan kunci kata CIPHER, sebuah matriks dapat ditulis seperti berikut ini :


C
I
P
H
E
R
1
4
5
3
2
6
B
U
K
U

P
E
S
A
N
A
N

T
E
L
A
H
D
I
K
I
R
I
M





  Tidak seperti sebelumnya, plaintext ditulis secara normal dari kiri ke kanan, dan ciphertext-nya akan dibaca dari atas ke bawah (per kolom). Urutan di mana kolom akan ditulis dari ciphertext disesuaikan dengan urutan kuncinya. Matriks di atas akan menghasilkan ciphertext: BE DM AAR UNLI USTIKAEK.

  Kolom pertama C dalah pendahulu dalam urutan alphabet dibanding dengan huruf-huruf lainnya dalam kata “CIPHER”. Diikuti dengan kolom kedua E, dan seterusnya. Keamanan dalam metode enkripsi ini dapat ditingkatkan dengan enkripsi ulang hasil cipher dengan menggunakan transposisi lain. Hal itu dimungkinkan karena setiap hasil transposisi yang berupa ciphertext dapat ditransposisi dengan kunci lainnya untuk menghasilkan ciphertext berikutnya.

4. Data Encryption Standard

  Dalam bidang kriptografi, Data Encryption Standard (DES) adalah sebuah algoritma enkripsisandi blok kunci simetrik dengan ukuran blok 64-bit dan ukuran kunci 56-bit. DES untuk saat ini sudah dianggap tidak aman lagi. Penyebab utamanya adalah ukuran kuncinya yang sangat pendek (56-bit). Sejak beberapa tahun yang lalu DES telah digantikan oleh Advanced Encryption Standard (AES).


5. Triple DES
  Setiap data yang dikirimkan melalui jaringan, baik jaringan kabel maupun nirkabel sangat rentan terhadap gangguan. Pengiriman data clear text / plain text (data yang tidak terenkripsi) dapat mengalami perubahan sebelum data tersebut sampai kepada penerima. Hal ini tentu saja menjadi ancaman serius, utamanya yang berhubungan dengan transaksi keuangan contohnya transfer antar rekening bank. Perubahan data dapat berupa penggantian identitas penerima dan nominal uang yang dikirimkan.

  Ada tiga faktor yang harus kita perhatikan dalam pengamanan terhadap komunikasi data. Ketiga faktor tersebut adalah otentikasi, integritas dan konfidensialitas. Otentikasi menjamin bahwa data hanya bisa diakses oleh pihak yang berwenang (pengirim dan penerima). Integritas menjamin paket data yang dikirimkan tidak mengalami perubahan. Sementara konfidensialitas menjamin data yang dikirimkan hanya dapat dibaca oleh pihak yang berwenang (pengirim dan penerima).

  Cipher merupakan salah satu contoh sederhana dari metode enkripsi data yaitu dengan menggunakan algoritma tertentu, seperti Transposisi, substitusi dan vernam. Contoh Cipher dengan algoritma transposisi adalah sebagai berikut :

Teks asli       : INI IBU BUD
Teks Cipher : IBDNIUUIIB


  Kembali ke judul awal, Triple Desk atau 3DES?. Keduanya memang hampir mirip saat diucapkan, tetapi mempunyai arti yang jauh berbeda. Triple Desk berarti tiga lapis meja (memang ada ya, meja tiga lapis?). Sedangkan 3DES (dibaca Tripel DES) merupakan algoritma enkripsi modern yang dikembangkan dari DES (Data Encryption Standard).

  DES pertama kali distandarisasikan pada tahun 1976, metode enkripsi yang menggunakan tipe algoritma simetrik ini mempunyai ukuran kunci (key size) sebesar 56 bit. Waktu yang dibutuhkan untuk meng-crack DES yaitu 6,4 hari pada sebuah komputer yang berkemampuan menebak 255 key perdetik.

  Pengembangan selanjutnya yaitu 3DES, yang distandarisasikan pada tahun 1977, metode ini juga menggunakan tipe algoritma simetrik. 3DES mempunyai ukuran kunci (key size) sebesar 112 bit dan 168 bit. Waktu yang dibutuhkan untuk meng-crack 3DES yaitu 4,6 miliar tahun pada sebuah komputer yang berkemampuan menebak 255 key perdetik.

  DES dan 3DES termasuk kedalam faktor konfidensialitas dalam pengamanan data. Untuk menjamin data yang dikirim hanya dapat dibaca oleh penerima, digunakan enkripsi-dekripsi. Berikut adalah ilustrasi dari pengiriman data menggunakan DES:

  Pengirim dan penerima menggunakan kunci yang sama (pre-shared key) dalam proses enkripsi dan dekripsi pesan “$1000”, ini adalah metode algoritma simetrik. Pengiriman pesan menjadi aman karena sebelum pesan “$1000” dikirim, pesan tersebut terlebih dahulu dienkripsi menjadi “$!@#|Q” sehingga tidak dapat terbaca oleh pihak lain.

  Dalam melakukan proses enkripsi, 3DES menggunakan metode EDE (Enkripsi-Dekripsi-Enkripsi). Sedangkan untuk proses dekripsi 3DES menggunakan metode DED (Dekripsi-Enkripsi-Dekripsi). Jadi saat melakukan proses enkripsi dan dekripsi, 3DES menjalankan 3 langkah kombinasi enkripsi-dekripsi. Nah sekarang sudah jelas kan? Apa artinya angka 3 (Triple) didepan 3DES.

  Diatas adalah ilustrasi pengiriman data menggunakan 3DES, Alice ingin mengirimkan sebuah pesan berupa plain text (berupa teks biasa) kepada Bob. Berikut penjelasannya:

1. Alice menggunakan 3DES untuk mengenkripsi pesan yang akan dikirimkan. Data tersebut pertama-tama akan dienkripsi dengan memakai key pertama. Selanjutnya hasil enkripsi tersebut akan didekripsi dengan memakai key kedua. Setelah itu hasil dekripsi tersebut di enkripsi lagi dengan memakai key ketiga, hasilnya disebut Cipher Text. Cipher text ini kemudian dikirimkan oleh komputer Alice melalui jaringan komunikasi menuju ke komputer Bob.

2. Komputer Bob menerima paket data Cipher text, kemudian didekripsi menggunakan key ketiga. Hasil dekripsi selanjutnya dienkripsi dengan menggunakan key kedua. Setelah itu hasilnya didekripsi lagi dengan menggunakan key pertama, menjadi pesan plain text yang dapat dibaca oleh Bob.

Pada prakteknya, 3DES membutuhkan lebih banyak sumber daya komputasi dibandingkan dengan DES. Akan tetapi 3DES memiliki tingkat pengamanan data yang jauh lebih tinggi dari DES.


8. SKIPJACK

  Dalam kriptografi, Skipjack merupakan cipher blok-algoritma untuk enkripsi yang dikembangkan oleh US National Security Agency (NSA). Awalnya diklasifikasikan, itu awalnya ditujukan untuk digunakan dalam chip Clipper kontroversial. Selanjutnya, algoritma terbongkar dan sekarang memberikan wawasan yang unik ke dalam desain cipher dari badan intelijen pemerintah.

  Skipjack diusulkan sebagai algoritma enkripsi dalam skema yang disponsori pemerintah AS escrow kunci, dan cipher ini disediakan untuk digunakan dalam chipClipper, diimplementasikan dalam perangkat keras tamperproof. Skipjack hanya digunakan untuk enkripsi; escrow kunci dicapai melalui penggunaan mekanismeterpisah dikenal sebagai Bidang Penegakan Hukum Access (DAUN).

  Desain awalnya rahasia, dan dianggap dengan kecurigaan yang cukup besaroleh banyak orang dalam komunitas kriptografi publik karena alasan itu. Ini dibuka untuk publik pada tanggal 24 Juni 1998.
Untuk meyakinkan publik pada algoritma, peneliti akademis beberapa dari luarpemerintah dipanggil untuk mengevaluasi algoritma (Brickell et al., 1993). Para peneliti tidak menemukan masalah dengan baik algoritma itu sendiri atau proses evaluasi. Selain itu, laporan mereka memberikan beberapa wawasan ke dalam sejarah (rahasia) dan pengembangan Skipjack.

6. RC2

  Kunci simetri (secret key) adalah salah satu algoritma kriptografi yang digunakan untuk melakukan dekripsi dan enkripsi, dengan menggunakan kunci rahasia untuk setiap bit (aliran kode) dan bit per blok (blok kode). Salah satu ilmuwan kriptografi yang mendalami metode ini adalah Ronald Linn Rivet dari Laboratorium RSA, suatu badan riset di bidang kriptografi dan sistem keamanan dari RSA Security Inc., sebuah organisasi komersial yang merupakan hasil merger antara Security Dinamic dan RSA Data Security yang didirikan oleh 3 penemu algoritma kunci public RSA, Ron Rivest, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. Berkat penemuan RSA ini, Rivest mendapat penghargaan Turing Award dari ACM (Association for Computing Machinery) pada tahun 2002.

  RC2 adalah blok kode yang menggunakan variabel berupa ukuran kunci. Dengan mengubah-ubah ukuran kunci ini maka performansi RC2 dapat menjadi dua atau tiga kali lebih baik dibandingkan DES (Data Encryption Standard). Sama halnya dengan RC2, RC4 juga menggunakan variabel berisi ukuran kunci. Hanya saja algoritma ini menggunakan aliran kode dan digunakan secara luas pada sistem enkripsi keamanan sepeerti protocol SSL (Secure Sockets Layer). Sedangkan RC6, yang merupakan perkembangan dari RC5, adalah golongan blok kode yang merupakan tiga parameter, yaitu ukuran blok (32, 64 atau 128), ukuran kunci primer (0-2048 bit), dan round number (0-255). Dua algoritma ini menyediakan berbagai format pengenkripsian suatu pesan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar